KORUPSI, BIANG KELADI KEMISKINAN BANGSA

Penyakit kronis ini sangat berbahaya. Menyengsarakan rakyat bahkan juga negara. Penyakit ini susah diobati. Nama penyakit itu adalah KORUPSI. Siapa yang tak kenal penyakit Korupsi ini, penyakit yang merupakan tindak pidana luar biasa? 

Tentu sudah tak asing lagi kita dengar di media massa, televisi, radio, internet tentang kabar para pejabat pemerintahan terlibat dalam kasus korupsi. Milyaran bahkan Triliunan rupiah uang rakyat dirampok. Harta yang seharusnya digunakan untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat, malah dirampas oleh tikus-tikus berdasi itu.

Sebenarnya, Korupsi yang telah membudaya ini tak hanya terjangkit di ruang lingkup pemerintahan saja, tapi juga diseluruh lapisan masyarakat. Dari mulai anak-anak, pelajar, mahasiswa, orang tua, bahkan tukang becak sekalipun. Mungkin tanpa sadar kita telah melakukan praktik korupsi. Contohnya saja Korupsi yang terjadi dalam sebuah keluarga. Tak bisa dipungkiri kebanyakan dari kita suka melebih-lebihkan jumlah uang yang dibutuhkan untuk membeli sesuatu. Sebagai contoh, Dewi diharuskan untuk membeli buku Matematika oleh gurunya. Dewi pun minta uang ke orangtuanya 150 ribu, padahal harga asli bukunya cuma 75 ribu. Alasannya buat jaga-jaga siapa tau nanti uangnya kurang. Padahal walaupun uang untuk beli bukunya berlebih, kelebihan duitnya tak dikembalikan ke orang tuanya. Secara tak sadar Dewi telah melakukan praktik korupsi. Jika sedari kecil sudah melestarikan perbuatan curang atau tidak jujur, bagaimana nanti jika sudah besar?

Negara ini tidak kekurangan orang pintar, tapi kekurangan orang jujur

Dampak Bahaya Korupsi


Korupsi merupakan suatu momok menakutkan bagi setiap Negara di dunia. Korupsi yang telah mengakar kuat bisa menyebabkan terhambatnya pembangunan di sebuah Negara. Dampak Korupsi ini membuat rakyat melarat dan juga menghancurkan ekonomi pemerintahan, sehingga menimbulkan perpecahan dalam pemerintahan.
Kofi A. Annan, mantan Sekjen PBB, menggambarkan dampak korupsi sebagai berikut: “korupsi ibarat penyakit menular yang menjalar pelan namun mematikan, menciptakan kerusakan yang sangat luas di masyarakat. Korupsi merusak demokrasi dan supremasi hukum, mendorong pelanggaran terhadap hak azasi manusia, mendistorsi perekonomian, menurunkan kualitas kehidupan dan memungkinkan organisasi criminal, terorisme dan berbagai ancaman terhadap keamanan untuk berkembang"

Ayo Cegah Korupsi!

Korupsilah biang keladi permasalahan bangsa saat ini. Dampaknya sangat merugikan bangsa dan Negara, sehingga diperlukan upaya pencegahan memberantasan korupsi tersebut dan ini menjadi tugas kita bersama. Berikut langkah-langkah pencegahan korupsi:

Transparasi Kebijakan

Untuk menghindari praktik korupsi, diperlukan adanya transparasi serta akuntabilitas di sector publik. Keterbukaan informasi publik merupakan bagian yang sangat penting dalam  kehidupan masyarakat. Transparansi ini cegah tindakan Korupsi menuju pemerintahan yang Good Governance.

Penegak Hukum yang jujur dan Hukuman yang Setimpal

Dalam memerangi perbuatan licik tindak pidana korupsi, diperlukan penegak hukum yang berani dan jujur, tidak gentar terhadap interpensi oleh penguasa, konsisten dalam memberantas koruptor tanpa pandang bulu, serta memberikan hukuman yang setimpal bagi pelaku korupsi. Dalam hal ini juga diperlukan dukungan seluruh lapisan masyarakat dalam penegakan hukum.

Kedepankan Budaya Malu Korupsi

Rasa malu bisa menjadi filter bagi seseorang untuk tidak melakukan tindak pidana korupsi. Budaya malu juga akan menjadikan seseorang lebih berpikir jauh untuk melakukan tindak pidana korupsi, karena efek yang ditimbulkannya bukan hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi juga keluarga dan orang-orang terdekatnya.

Mulailah dari diri sendiri
Siapa yang akan memulai suatu perubahan jika bukan dari diri sendiri? Jangan hanya bisa menyalahkan pemerintah yang belum mampu memberantas korupsi dengan baik. Pemberantasan korupsi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun tanggung jawab kita bersama. Harusnya kita berkaca apakah diri sendiri sudah bersih dari penyakit korupsi ini???

Mulailah dari diri sendiri untuk menghindari tindakan-tindakan korupsi, yang namanya korupsi tetep aja merugikan dan tidak baik untuk siapapun. Karena manisnya hanya diawal saja, ujung-ujungnya pahit juga. Untuk apa kaya namun tidak berkah??

Biarlah hidup sederhana namun halal dan bersih dari korupsi. Jadi, mulai lah dari diri sendiri, sebagai anak muda yang bebas dari korupsi demi mewujudkan Indonesia bebas koruptor.

Pendidikan sejak dini juga diperlukan untuk para generasi penerus dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran yang tinggi serta meningkatkan moral dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, untuk menciptakan budaya malu korupsi, kita harus memulai bersikap jujur dari diri sendiri. Bila diri kita sudah baik, keluarga baik, lalu masyarakat baik, dan akhirnya akan menghasilkan pemimpin yang baik pula.

Korupsi merupakan musuh kita bersama, untuk memberantasnya, Ayo!!! cegah KORUPSI! Bersih hati, tegak integritas, kerja professional untuk Indonesia Tangguh.


"Kepentingan atau kebutuhan manusia pada dasarnya tidak terbatas, sedangkan alat untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan itu sangat terbatas, sehingga manusia cenderung untuk selalu berusaha apa yang diperlukannya itu" ~ Paul A Samuelson 

  

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Hari Anti Korupsi Internasional yang diselenggarakan KPK dan Blogger Bertuah Pekanbaru